Selasa, 15 Desember 2015

barang barang antik

tempat tempat bersejarah

cinta tanah air

bali

Pergi ke Bali, jika tidak ke pantai kuta sepertinya ada yang kurang. Yup, sangat kurang bisa dikatakan seperti itu, pasalnya pantai kuta merupakan salah satu objek wisata unggulan di pulau dewata. Lihat saja bagi Anda yang pernah ke pantai ini, jarang sekali pantai ini terlihat sepi pengunjung. Sepinya Pantai Kuta hanya dapat dirasakan jika Bali sedang ada Perayaan Nyepi dan itu pun hanya dirayakan sekali dalam setahun. Selebihnya pantai kuta selalu didatangi oleh wisatawan domestic dan mancanegara. Nah, yang menjadi pertanyaan sejak kapan pantai kuta ini mulai ramai oleh para pengunjung dan  bagaimana sejarah dari Pantai Kuta Bali?
Pantai Kuta

Dulunya Pelabuhan Dagang
Pantai Kuta Bali sebelum menjadi objek wisata seperti yang kita kenal sekarang, awalnya merupakan salah satu pelabuhan dagang di Pulau Bali yang menjadi pusat pemasaran hasil-hasil bumi masyarakat pedalaman dengan para pembeli dari luar. Dibukanya Pantai Kuta sebagai tempat berlabuh tak lepas dari peran Patih Gajahmada.

Patih Gajahmada dan pasukannya dari kerajaan Majapahit pada sekitar abad-14 berlabuh di bagian selatan pantai kuta yang kini lebih di kenal dengan nama Tuban. Lantaran  daerah ini cocok untuk tempat pelabuhan kapal, maka pelan-pelan kawasan ini berubah menjadi kota pelabuhan kecil, dimana para warga pun menyebut kawasan ini dengan nama Pantai Perahu. Pun pada  abad ke-19, Mads Lange, seorang pedagang asal Denmark, menetap dan mendirikan markas dagang di Pantai Kuta. Menurut Horst Henry Geerken, dalam Kesaksian Seorang Jerman di Indonesia 1963-1981, dari sini dia menjalankanperdagangan yang sukses dengan pulau-pulau tetangga dan kapten –kapten kapal nelayan Eropa. Melalui keterampilannya bernegosiasi, Mads Lange menjadi perantara perdagangan antara raja-raja di Bali dengan Belanda. Selain urusan perdagangan, Mads Lange juga melakukan upaya arbitrase antara Belanda dan kerajaan-kerajaan Bali untuk menghindari konflik militer.

Pada perkembangannya, Pantai Kuta Bali mulai kondang setelah Hugh Mahbett menerbitkan buku berjudul Pujian untuk Kuta. Buku tersebut berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas pariwisata demi menunjang perkembangan kunjungan wisata ke Pantai Kuta. Melalui buku itu, wacana tentang pengembangan fasilitas pariwisata kian marak, sehingga pembangunan penginapan, restoran, maupun tempat-tempat hiburan makin meningkat.
Pantai Kuta

Lambat laut ketika modernisasi mulai melanda Pulau Dewata, dan atas saran dari beberapa pelaku pariwisata di Bali. Mereka me-refrensikan Pantai Kuta sebagai pusat pariwisata dari Bali. Hal ditandai dengan  banyaknya bangunan hotel dan lokasinya dekat dengan Bandara yang telah di pindah dari Kabupaten Singaraja menuju Bali Selatan. Bangunan hotel di sana memiliki harga murah dan menyebabkan banyak wisatawan  memilih untuk tinggal di Pantai Kuta.

Pantai Kuta Bali Angker
Namun tahukah Anda jika Pantai Kuta dulunya sangat angker? angker karena banyak kuburan yang terdapat di sepanjang Pantai Kuta. Penduduk lokal pun tak berani ke Pantai Kuta di saat malam. Tahun 1965-an hingga tahun 1970-an, Pantai Kuta masih amat sepi.   Hanya ada satu dua wisatawan asing yang ada di pantai dan itu bisa dihitung dengan jari.

Walaupun angker di tahun 1960 an, tak menghalangi para turis asing untuk  berlaku bebas di pantai. Turis bisa bebas sebebasnya, bahkan bisa telanjang di pinggir pantai. Zaman itu dapat dilihat banyak turis  telanjang di pinggiran pantai Kuta. Bahkan menurut Horst Henry Geerken, menjelang akhir tahun 1960-an, Kuta menjadi tempat bertemunya kaum hippies dari mancanegara, mariyuana, dan obat-obatan lain yang diual di setiap sudut. Namun setelah tahun 1970-an, turis sudah tidak bisa bebas lagi karena mulai ada larangan-larangan seperti tidak boleh telanjang di pantai. Oleh karena adanya larangan-larangan, turis asing yang sudah terlanjur biasa bebas di Pantai Kuta mulai bergeser ke Pantai Legian, Seminyak, Camplung Tanduk, hingga ke Canggu untuk  menyepi.

Di pinggir pantai Kuta banyak tumbuh pohon kelapa, pohon kreket, pohon katang-katang, padanggalak, dan pandan. Pohon katang-katang  berfungsi untuk menjaga pasir pantai agar tidak terbawa ombak saat pasang. Waktu itu hotel di Kuta juga tidak terlalu banyak, hanya ada penginapan-penginapan  kecil milik penduduk lokal.  Di sepanjang Pantai Kuta waktu itu masih terdapat  perahu nelayan yang ditambatkan.

Pantai Kuta

Dalam sejarahnya hampir seluruh pantai di Bali dulunya adalah tempat pendaratan penyu. Seiring dengan perjalanan sang waktu, kini hanya tertinggal beberapa tempat saja yang dikunjungi penyu untuk bertelur, dan salah satunya adalah Pantai Kuta. Kini Pantai Kuta bukan hanya ramai dikunjungi wisatawan namun juga ramai dikunjungi penyu untuk bertelur. Hal ini sangat mengejutkan dengan melihat kondisi Pantai Kuta yang kini telah sesak dengan banyaknya bangunan hotel. Penyu yang mendarat di Pantai Kuta adalah jenis penyu lekang (Lepidochelys olivacea). (berbagai sumber)



1. Pantai Anyer Pantai Anyer



1. Pantai Anyer
Pantai Anyer
Pantai Anyer
Pantai Anyer adalah salah satu objek wisata di Banten yang populer dan paling ramai dikunjungi, terutama mereka penduduk Jakarta dan sekitarnya karena lokasinya yang dekat dan terjangkau. Pantai Anyer terletak di Kabupatan Serang, Banten. Pantai ini memiliki pasir putih yang indah dan sangat menarik. Karena pantai ini berada di sepanjang Kecamatan Anyer Banten, maka dinamakan Pantai Anyer. Banyak aktifitas yang bisa anda lakukan di Pantai Anyer ini seperti berenang, bermain pasir, olahraga air, menyelam, berselancar, menikmati indahnya pemandangan pantai, hingga menyantap hidangan makanan laut yang nikmat di pinggir pantai. Anda tidak perlu khawatir jika ingin menginap di daerah pantai Anyer ini, karena tersedia banyak sekali hotel di sekitarnya.

Baca juga: 10 Tempat Wisata Terpopuler di Jakarta

2. Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon sesuai berada di ujung barat Pulau Jawa. Di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon tak hanya mencakup kawasan daratan di Pulau Jawa saja, namun juga termasuk beberapa pulau yang ada di sekitar ujung barat Pulau Jawa. Beberapa kegiatan utama yang bisa anda lakukan di Taman Nasional Ujung Kulon yakni berkemah, trekking, dan anda juga bisa melihat alam liar di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Fungsi utama daripada Taman Nasional Ujung Kulon adalah selain sebagai tempat wisata juga sebagai tempat perlindungan badak. Anda bisa belajar disini, dari hal yang disampaikan yaitu paham akan pentingnya menjaga kelestarian alam di sekitar kita.

3. Pantai Tanjung Lesung
Pantai Tanjung Lesung
Pantai Tanjung Lesung
Tanjung Lesung merupakan nama kawasan pantai yang eksklusif dan terawat yang terletak di ujung barat Pulau Jawa, tepatnya berlokasi di Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan luas sekitar 1500 hektar. Lama waktu perjalanan menuju Tanjung Lesung lebih kurang sekitar 180 Km dari kota Jakarta. Pantai Tanjung Lesung merupakan pantai yang masih asri, bersih dengan pasir putihnya yang bersih pula. Banyak kegiatan yang bisa anda lakukan di antai Tanjung Lesung antara lain, menyelam, memancing, bermain olah raga air, dan tersedia villa apabila anda ingin menginap disini.

4. Gunung Krakatau
Gunung Krakatau
Gunung Krakatau
Gunung Krakatau merupakan tempat wisata Banten yang paling disukai para pendaki gunung, dan kegiatan utama yang paling digemari disini adalah mendaki Gunung Krakatau. Banyak agen tour menawarkan paket mendaki Gunung Krakatau mulai dari paket 1hari sampai paket 4hari. Gunung Krakatau pernah meletus hebat hingga dampaknya tidak hanya berpengaruh di Indonesia saja, namun juga mancanegara.

5. Kampung Baduy
Kampung Baduy
Kampung Baduy
Kampung Baduy adalah kampung para suku Baduy. Suku Baduy merupakan salah satu suku asli yang ada di Banten berada di Kabupaten Lebak. Suku Baduy masih kental akan adat sundanya, memiliki jumlah penduduk sekitar 8.000 jiwa yang terbagi menjadi 2, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Perbedaan dari masing - masing suku yaitu Suku Baduy Dalam adalah Suku Baduy yang menolak pada dunia luar, dan Suku Baduy Luar adalah suku yang lebih terbuka pada dunia luar.

6. Pantai Sawarna
Pantai Sawarna
Pantai Sawarna
Pantai Sawarna merupakan kawasan dari wisata pantai di Banten yang masih tergolong baru. Pantai Sawarna sa'at itu mulai ramai dikunjungi para wisatawan sekitar tahun 2000 karena promosi dari internet.  Pantai Sawarna terletak di Ds. Sawarna, dengan jerjarak lebih kurang sekitar 150 Km dari Rangkasbitung. Pantai Sawarna dikunjungi oleh ratusan wisatawan pada setiap harinya, baik dari sekitar Jawa Barat, hingga dari luar negeri. Biasanya para wisatawan asing datang ke Pantai Sawarna untuk berselancar karena Pantai Sawarna ombak di Pantai Sawarna cukup besar sehingga cocok untuk berselancar. Perlu anda ketahui sekarang sudah banyak disediakan penginapan di sekitar Pantai Sawarna.

Baca juga: 13 Tempat Wisata Menarik di Jawa Barat dan Sekitarnya

7. Pulau Umang
Pulau Umang
Pulau Umang
Pulau Umang berlokasi cukup dekat dengan Tanjung Lesung, Banten, lebih kurang sekitar 180 Km dari Jakarta. Pulau Umang memiliki luas sekitar 5 hektar dan di khususkan untuk tempat wisata yang dikelola pihak swasta. Pulau Umang memiliki fasilitas sangat lengkap, mulai dari kolam renang, sarana olahraga, karaoke, ruang pertemuan,dan permainan air. sekedar info, Apabila anda berminat berwisata di Pulau Umang, jangan lupa membawa tabir surya.

8. Arung Jeram Sungai Ciberang
Arung Jeram Sungai Ciberang
Arung Jeram Sungai Ciberang
Sungai Ciberang, Banten merupakan salah satu lokasi untuk arung jeram di sekitar Jakarta, karena kondisi pegunungan yang dilalui Sungai Ciberang masih asri dan hijau, sehingga perjalanan menuju lokasi arung jeram sangat menyenangkan. Begitu pula dengan sungainya, pemandangan indah bisa anda lihat ketika melakukan pengarungan. Apabila anda ingin memesan paket arung jeram Sungai Ciberang, alangkah baiknya jika anda bertanya terlebih dahulu tentang kondisi air Sungai Ciberang, karena terkadang sungai ini kering.

9. Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten
Masjid Agung Banten adalah peninggalan sejarah yang sangat penting, berdiri tahun 1569, Masjid Agung Banten mempunyai arsitektur bangunan yang kental akan arsitektur zaman dahulu dan merupakan perpaduan berbagai budaya yang berbeda, antara lain budaya Hindu, China, Jawa, dan juga Eropa. Selain Masjid yang bisa anda temui, disini anda bisa melihat peninggalan dari kerajaan Islam yang ada di Banten. Banyak para peziara dan umat Islam yang berkunjung ke Masjid Agung Banten.

10. Pulau Dua atau  Pulau Burung
Pulau Dua atau  Pulau Burung
Pulau Dua atau  Pulau Burung
Pulau Dua atau Pulau Burung adalah cagar alam dengan luas sekitar 30 hektar dan berlokasi di lepas pantai Banten. Pulau ini dihuni berbagai jenis burung dalam jumlah yang cukup besar. Bulan April - Agustus banyak burung dari berbagai benua datang ke Pulau Burung. Tetap setelah musim berlalu, sebagian besar burung kembali ke tempat asalnya.

11. Rawa Dano
Rawa Dano
Rawa Dano
Rawa Dano terletak di Kabupaten Serang berjarak sekitar 100 Km dari Jakarta, dengan luas sekitar 2.500 hektar, Rawa Dano merupakan salah satu tempat wisata yang menawarkan keindahan alam. Rawa Dano adalah kawasan yang memiliki danau, hutan, dan rawa-rawa sehingga banyak jenis reptil yamng hidup disini, seperti kadal dan ular. Menurut cerita, Rawa Dano dulu adalah sebuah gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi, dan berubah menjadi danau yang di atasnya terdapat rawa- rawa.

12. Pantai Bagedur
Pantai Bagedur adalah tempat wisata Banten yang berjarak kurang lebih sekitar 115 Km dari Rangkasbitung kecamatan Malingping. Mungkin bagi anda yang bukan merupakan penduduk Banten baru pertama kali mendengar nama Pantai Bagedur ini, tapi wajar saja karena Pantai Bagedur tidak begitu populer. Tetapi bagi warga Banten, tempat ini pastinya sudah tidak asing lagi karena pantai ini masih terkaga keasriannya. Panjang pantai Bagedur sekitar 10 km dengan lebar sekitar 50 meter dan warna pasirnya coklat. Setiap harinya pantai ini mendapatkan banyak pengunjung. Anda dapat melewati pasir pantai Bagedur dengan kendaraan bermotor karena pasirnya berkarakter padat.

13. Danau Tasikardi
Danau Tasikardi
Danau Tasikardi
Nama Danau ini berasal dari bahasa Sunda yang berarti danau buatan. Letak danau Tasikardi di Kecamatan Kramatwatu yaitu salah satu peninggalan Sultan Banten dengan luas kurang lebih 5 hektar. Danau Tasikardi dahulunya dijadikan sebagai sebuah tempat rekreasi bagi keluarga Sultan saja, namun sekarang ini sudah menjadi tempat wisata di Banten yang bebas untuk kalangan umum. Dengan lokasi sektiar 6 KM di sebelah barat kota Serang, Danau Tasikardi ini juga berfungsi untuk menampung air Sungai Cibanten dan sekaligus untuk pengairan sawah. Aktifitas yang dapat anda lakukan di Danau Tasikardi adalah memancing, bermain perahu air, berkemah, menikmati suasana sejuk di sekitar danau, dan menyeberang ke tengah danau untuk mengunjungi pulau yang mempunyai peninggalan Sultan banten.

14. Pulau Sangiang
Pulau Sangiang
Pulau Sangiang
Pulau Sangiang merupakan sebuah pulau yang terletak di Selat Sunda, Banten. Anda bisa mencapai ke Pulau Sangiang ini dengan menggunakan perahu dari Pantai Anyer selama sekitar 45 menit. Pulau Sangiang adalah milik swasta dan sepenuhnya dikembangkan menjadi kawasan wisata oleh pihak swasta tersebut. Anda bisa menikmati berbagai jenis wisata di pulau Sangiang yang memiliki luas sekitar 700 hektar ini seperti jenis wisata bahari, wisata ilmiah, wisata budaya dan wisata alam. Selain itu, masih ada juga kegiatan yang bisa anda lakukan di Pulau ini yaitu bersepeda, mendaki gunung, menyelam, memancing, berkemah, berjemur di pantai, hingga menikmati pemandangan sisa perang dunia berupa sebuah benteng Jepang.

15. Pantai Carita
Pantai Carita
Pantai Carita
Pantai yang terletak di pesisir barat Provinsi Banten, Kab. Pandeglang ini adalah salah satu tempat wisata di Banten yang paling terkenal di Indonesia. Hal menarik dari Pantai Carita adalah bisa melihat Gunung Krakatau dari tepi pantai. Seperti halnya yang ada pad kawasan wisata populer lainnya, tentunya Di daerah Pantai Carita juga menyediakan berbagai fasilitas yang lengkap, jadi anda tidak perlu khawatir dengan fasilitas Pantai Carita ini. Lokasinya yang berada sekitar 160 km dari Jakarta, akan sangat cocok bila Pantai Carita ini dijadikan tempat wisata alternatif di sekitar Jakarta pada saat Anda bosan dengan tempat wisata yang itu-itu saja.

16. Pantai Karang Bolong
Pantai Karang Bolong
Pantai Karang Bolong
Pantai Karang Bolong berada sekitar 40 km dari kota Serang, Banten bisa dikatakan dekat dengan Pantai Anyer. Pantai yang satu ini adalah pantai yang sangat unik. Sesuai dengan nama panggilannya Pantai Karang Bolong adalah pantai yang ada di dalam sebuah karang yang bolong akibat hempasan ombak. Tentunya Anda tidak bisa berenang di Pantai Karang Bolong ini karena akan banyak karang sehingga dapat berbahaya untuk anda. Kalau menurut saya Pantai Karang Bolong adalah salah satu wisata pantai yang paling unik di Banten.
Advertisement.

5 Tempat Bersejarah yang Bisa Dikunjungi di Banten

,

5 Tempat Bersejarah yang Bisa Dikunjungi di Banten
Banten merupakan sebuah provinsi di Pulau Jawa yang dulunya tergabung dengan Provinsi Jawa Barat. Sebagai salah satu daerah besar di Indonesia, Banten ternyata kaya akan nilai sejarahnya. Pada masa penjajahan negara asing, Banten pernah menjadi pusat perdagangan yang menyediakan rempah-rempah. Kamu ingin kenal lebih dekat dengan sejarah provinsi ini? Berikut adalah lima tempat bersejarah yang bisa dikunjungi di Banten, seperti dikutip dari Jakarta Post Travel:

1. Museum Situs Kepurbakalaan

Terletak di Desa Kasemen, Serang, Museum Situs Kepurbakalaan menjadi rumah bagi banyak artefak dari Banten di masa lampau. Museum yang didirikan pada 1985 ini, dibagi menjadi galeri indoor dan outdoor. Di bagian dalam gedung, kamu dapat melihat berbagai tembikar dan gerabah yang dibuat oleh para seniman lokal di abad ke-16. Di samping itu, kamu juga dapat mempelajari lebih lanjut tentang sejarah Banten tua dan beberapa tempat menarik untuk dikunjungi, yang dilengkapi dengan model situs. Lalu, di bagian luar gedung, kamu dapat menemukan meriam yang disita selama perang serta batu nisan dari masyarakat Tionghoa dan Eropa yang pernah tinggal di Banten.

2. Keraton Surosowan

Selain museum, Banten juga memiliki keraton yakni Surosowan. Dibangun pada 1552 silam, sebagian besar Keraton Surosowan telah hancur pada 1680. Meskipun hanya beberapa bagian dari keraton yang dapat dilihat, dinding terbuat dari karang di sekitarnya telah dipulihkan. Di situs yang memiliki luas sebesar 4 hektare ini, kamu dapat melihat bekas kolam renang yang pernah digunakan oleh para ratu dan putri untuk bersantai di siang hari.

3. Benteng Speelwijk

Benteng Speelwijk telah berdiri sejak tahun 1685 dan dibangun pada masa kolonial Belanda di dekat Selat Sunda, agar dapat menjadi pos bagi penyusup yang datang dari laut. Dalam benteng ini, terdapat sejumlah ruang penyimpanan dan gudang. Beberapa ruang juga diyakini pernah digunakan sebagai penjara bagi para tahanan selama Perang Dunia II berlangsung. Walaupun beberapa pos yang terletak di sudut-sudut tempat ini telah mengalami kerusakan, kamu masih dapat melihat dengan jelas garis pantai jika menatap ke arah utara.

4. Vihara Avalokitesvar

Vihara Avalokitesvara berjarak sekitar satu menit dengan berjalan kaki dari Benteng Speelwijk. Diyakini sebagai salah satu kuil tertua di Banten, Vihara Avalokitesvara juga dikenal sebagai “Tri Dharma”, yang berarti mempraktikkan ajaran Buddhisme, Taoisme, dan Konfusianisme. Sampai saat ini, Vihara Avalokitesvara terbuka bagi siapapun yang ingin berdoa atau sekadar berkunjung. Dalam tempat ini, banyak terdapat ukiran yang menampilkan kebesaran daerah Banten di masa lalu.



5. Keraton Kaibon

Di samping Surosowan, Banten juga memiliki Keraton Kaibon. Para sejarawan percaya bahwa keraton ini hancur pada saat yang sama dengan Surosowan. Keunikan Keraton Kaibon terletak pada sisa-sisa kanal di bagian depan dan belakang bangunannya. Kanal ini diyakini sebagai satu-satunya jalan masuk dengan perahu. Meskipun Keraton Kaibon berukuran lebih kecil dari Surosowan, beberapa bagian dari bangunannya termasuk kamar-kamar dan pilar-pilar masih dalam kondisi yang baik.