Senin, 30 November 2015

makanan khas pandeglang



·        Emping Melinjo
Emping adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dengan cara menghancurkan bahan baku (biasanya terbuat dari biji melinjo) hingga halus kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
Pembuatan emping melinjo diawali dengan menyangrai melinjo, kemudian dikupas dan ditipiskan dengan sejenis palu dari batu. Makanan ini banyak dihasilkan oledih pengusaha kecil, biasanya emping melinjo diproduksi oleh industri di daerah kecamatan menes dan sekitarnya.
Emping juga disertakan dalam penyajian bubur, gado-gado, ketoprak, dan lain sebagainya. Sebagai makanan ringan yang berdiri sendiri emping juga dijual dalam bentuk emping balado.
·         Angeun Lada
Angeun Lada atau sayur lada, masakan berupa sayur yang dicampur dengan daging kerbau atau sapi dan menggunakan daun khas bernama daun walang yang wanginya sangat menyengat seperti binatang walang sangit.
Rasa masakan ini sangat kaya rempah dan pedas, tak salah disebut sayur lada, karena kuahnya seperti dicampur beribu lada. Sayur ini sangat terkenal di Pandeglang, karena hanya disini tumbuh daun Walang. Karena saking jarangnya orang yang memiliki tanaman Walang, sayur Angeun Lada ini juga sudah jarang ditemui di Banten. Dulunya sayur ini juga disajikan di acara tertentu seperti tahlilan, aqiqah, atau tasyakuran.
·         Kue Jojorong
Banyak yang bilang kue ini seperti putri. malu, dibalik putihnya adonan tepung berasnya, coba sendok sedikit sampai kebagian dalamnya, kemudian kamu pasti akan menemukan harta karun berupa lelehan gula aren yang menggoyahkan lidah dan matamu seketika.
Pembuatan kue ini juga sangat mudah, hanya butuh mencampurkan tepung beras dan santan kelapa mentah kemudian kita siapkan ‘ tempat atau mangkuk kuenya yang berbetuk persegi dan terbuat dari daun pisang dengan ujung-ujungnya di steples atau disemat dengan tusuk gigi. Kemudian masukkan gula aren atau bisa juga gula merah yang sudah dimasak hingga sedikit mengental namun tidak terlalu cair, baru masukkan adonan santan dan tepung berasnya, kemudian dikukus sekitar 15 menit. Uniknya Jojorong ini, kita memang seperti menebak-nebak seperti apa asli kuenya. Secara kasat mata, kue ini dari atas terlihat kaku, tapi saat disentuh dengan sendok, cussss bagian atas kue akan pecah karena memang bertekstur lembut seperti air dan bagian dalam agak sedikit lengket bergula merah
·         Otak-otak
Otak-otak merupakan penganan khas daerah yang berada di sekitar pantai. Jenis ini adalah salah satu bentuk pemanfaat potensi sumber daya alam berupa ikan yang melimpah, sehingga dapat memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat setempat. Labuan – Pantai Carita dan sekitarnya adalah salah satu daerah yang memiliki makanan jenis ini. Otak-otak dari Labuan sudah terkenal kelezatannya sampai keluar wilayah Banten.
Teksturnya yang lembut karena terbuat dari ikan Tenggiri yang diaduk merata dengan tepung tapioka (aci), santan, bawang putih, merica, gula pasir dan garam, serta aroma yang timbul dari daun pisang -sebagai pembungkusnya- terbakar diatas arang akan menimbulkan aroma yang sangat menggugah selera. Selain sebagai pendamping nasi, otak-otak kebanyakan dimakan tanpa nasi dengan sambal kacang yang diasang dan ditambah bumbu lain, penyajiannya bisa dicocol atau ditaburkan diatas piring.
·         Apem Putih
Satu lagi makanan yang cocok menemani anda berbuka puasa. Makanan khas Pandeglang yang satu ini mudah ditemui saat bulan Ramadan. Warnanya putih bersih berbentuk kotak bertekstur kenyal. Rasa asam pada kuliner tradisional ini tidak lagi terasa saat dicocol dengan kinca (gula merah cair) atau sirup aneka rasa.
Proses pembuatannya awalnya bahan baku seperti beras direndam selama dua jam. Kemudian, beras digiling menjadi tepung dan dicampur dengan tape. Setelah adonan tercampur, selanjutnya diulek dan diberi air secukupnya, adonan dimasukkan ke dalam cetakan dari daun pisang sepet untuk dikukus sampai matang. Lalu siap disajikan.
Olahan ini dapat dijumpai di jajaran para penjual apem khas Cimanuk di Pasar Pandeglang, atau datang langsung ke pasar Cimanuk. Harganya pun terjangkau, hanya dengan Rp5000 Anda bisa membawa pulang apem putih. Apem putih juga cocok menjadi pilihan oleh-oleh berkunjung ke Pandeglang.

·         Kue Pasung
Sama seperti Jojorong, tidak ada yang tahu pasti mengapa kue ini dinamakan kue Pasung, hanya saja nama tersebut memang nama khas orang Sunda. Kue Pasung ini juga terbuat dari tepung beras, hanya saja ada adonan kue ini terdiri dari dua adonan, campuran tepung beras dan gula aren/merah, kemudian adonan tepung sagu dan santan untuk membuatnya jadi kenyal. Biasanya di dalam adonannya selain tepung beras, gula aren/merah, tepung sagu dan santan yang diuleni, ditambahkan juga potongan kelapa atau nangka sehing kue-nya lebih bertekstur dan wangi. Yang unik dari kue ini memang bentuknya yang menyerupai corong. Kalau daun pisang pada jojorong di bentuk kotak seperti nampan kecil, pada Pasung daunnya digulung seperti corong atau contong. Teknik memasaknya juga unik, adonan tepung beras dan gula merah dimasukkan sebanyak ¼ kedalam contong kemudian dikukus sampai mengeras kemudian diangkat dan masukkan adonan santan dan tepung sagu kemudian kukus lagi sampai matang kurang lebih 15 menit. Coba gigit pelan-pelan kue ini dari bagian paling atas, kamu akan merasakan lelehan gula aren yang manis dan tekstur adonan yang tidak terlalu kenyal. Lembut dan terasa aroma kelapanya, kemudian gigit sampai habis manisnya gula aren semakin berpadu dengan kenyalnya adonan tepung beras. Sluuurrrpp saya nulisnya sampai ngiler-ngiler ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar