·
Emping Melinjo
Emping
adalah sejenis makanan ringan yang terbuat dengan cara menghancurkan bahan baku
(biasanya terbuat dari biji melinjo)
hingga halus kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
Pembuatan
emping melinjo diawali dengan menyangrai melinjo,
kemudian dikupas dan ditipiskan dengan sejenis palu dari batu. Makanan ini
banyak dihasilkan oledih pengusaha kecil, biasanya emping melinjo diproduksi
oleh industri di daerah kecamatan menes dan sekitarnya.
Emping
juga disertakan dalam penyajian bubur, gado-gado,
ketoprak, dan lain sebagainya. Sebagai
makanan ringan yang berdiri sendiri emping juga dijual dalam bentuk emping balado.
·
Angeun Lada
Angeun
Lada atau sayur lada, masakan berupa sayur yang dicampur dengan daging kerbau
atau sapi dan menggunakan daun khas bernama daun walang yang wanginya sangat
menyengat seperti binatang walang sangit.
Rasa
masakan ini sangat kaya rempah dan pedas, tak salah disebut sayur lada, karena
kuahnya seperti dicampur beribu lada. Sayur ini sangat terkenal di Pandeglang,
karena hanya disini tumbuh daun Walang. Karena saking jarangnya orang yang
memiliki tanaman Walang, sayur Angeun Lada ini juga sudah jarang ditemui di
Banten. Dulunya sayur ini juga disajikan di acara tertentu seperti tahlilan,
aqiqah, atau tasyakuran.
·
Kue Jojorong
Banyak
yang bilang kue ini seperti putri. malu, dibalik putihnya adonan tepung
berasnya, coba sendok sedikit sampai kebagian dalamnya, kemudian kamu pasti
akan menemukan harta karun berupa lelehan gula aren yang menggoyahkan lidah dan
matamu seketika.
Pembuatan
kue ini juga sangat mudah, hanya butuh mencampurkan tepung beras dan santan
kelapa mentah kemudian kita siapkan ‘ tempat atau mangkuk kuenya yang berbetuk
persegi dan terbuat dari daun pisang dengan ujung-ujungnya di steples atau
disemat dengan tusuk gigi. Kemudian masukkan gula aren atau bisa juga gula
merah yang sudah dimasak hingga sedikit mengental namun tidak terlalu cair,
baru masukkan adonan santan dan tepung berasnya, kemudian dikukus sekitar 15
menit. Uniknya Jojorong ini, kita memang seperti menebak-nebak seperti apa asli
kuenya. Secara kasat mata, kue ini dari atas terlihat kaku, tapi saat disentuh
dengan sendok, cussss bagian atas kue akan pecah karena memang bertekstur
lembut seperti air dan bagian dalam agak sedikit lengket bergula merah
·
Otak-otak
Otak-otak
merupakan penganan khas daerah yang berada di sekitar pantai. Jenis ini adalah
salah satu bentuk pemanfaat potensi sumber daya alam berupa ikan yang melimpah,
sehingga dapat memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat setempat.
Labuan – Pantai Carita dan sekitarnya adalah salah satu daerah yang memiliki
makanan jenis ini. Otak-otak dari Labuan sudah terkenal kelezatannya sampai
keluar wilayah Banten.
Teksturnya
yang lembut karena terbuat dari ikan Tenggiri yang diaduk merata dengan tepung
tapioka (aci), santan, bawang putih, merica, gula pasir dan garam, serta aroma
yang timbul dari daun pisang -sebagai pembungkusnya- terbakar diatas arang akan
menimbulkan aroma yang sangat menggugah selera. Selain sebagai pendamping nasi,
otak-otak kebanyakan dimakan tanpa nasi dengan sambal kacang yang diasang dan
ditambah bumbu lain, penyajiannya bisa dicocol atau ditaburkan diatas piring.
·
Apem Putih
Satu
lagi makanan yang cocok menemani anda berbuka puasa. Makanan khas Pandeglang
yang satu ini mudah ditemui saat bulan Ramadan. Warnanya putih bersih berbentuk
kotak bertekstur kenyal. Rasa asam pada kuliner tradisional ini tidak lagi
terasa saat dicocol dengan kinca (gula merah cair) atau sirup aneka
rasa.
Proses
pembuatannya awalnya bahan baku seperti beras direndam selama dua jam.
Kemudian, beras digiling menjadi tepung dan dicampur dengan tape. Setelah
adonan tercampur, selanjutnya diulek dan diberi air secukupnya, adonan
dimasukkan ke dalam cetakan dari daun pisang sepet untuk dikukus sampai matang.
Lalu siap disajikan.
Olahan
ini dapat dijumpai di jajaran para penjual apem khas Cimanuk di Pasar
Pandeglang, atau datang langsung ke pasar Cimanuk. Harganya pun terjangkau,
hanya dengan Rp5000 Anda bisa membawa pulang apem putih. Apem putih juga cocok
menjadi pilihan oleh-oleh berkunjung ke Pandeglang.
·
Kue Pasung
Sama
seperti Jojorong, tidak ada yang tahu pasti mengapa kue ini dinamakan kue Pasung,
hanya saja nama tersebut memang nama khas orang Sunda. Kue Pasung ini juga
terbuat dari tepung beras, hanya saja ada adonan kue ini terdiri dari dua
adonan, campuran tepung beras dan gula aren/merah, kemudian adonan tepung sagu
dan santan untuk membuatnya jadi kenyal. Biasanya di dalam adonannya selain
tepung beras, gula aren/merah, tepung sagu dan santan yang diuleni, ditambahkan
juga potongan kelapa atau nangka sehing kue-nya lebih bertekstur dan wangi.
Yang unik dari kue ini memang bentuknya yang menyerupai corong. Kalau daun
pisang pada jojorong di bentuk kotak seperti nampan kecil, pada Pasung daunnya
digulung seperti corong atau contong. Teknik memasaknya juga unik, adonan
tepung beras dan gula merah dimasukkan sebanyak ¼ kedalam contong kemudian
dikukus sampai mengeras kemudian diangkat dan masukkan adonan santan dan tepung
sagu kemudian kukus lagi sampai matang kurang lebih 15 menit. Coba gigit
pelan-pelan kue ini dari bagian paling atas, kamu akan merasakan lelehan gula
aren yang manis dan tekstur adonan yang tidak terlalu kenyal. Lembut dan terasa
aroma kelapanya, kemudian gigit sampai habis manisnya gula aren semakin berpadu
dengan kenyalnya adonan tepung beras. Sluuurrrpp saya nulisnya sampai
ngiler-ngiler ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar